Oleh Muhammad Farid Wajdi * BLOGGURU – Kitab Adabul Mufrad adalah kitab karya Imam Al-Bukhari yang berisi kumpulan hadits tentang adab dan akhlak seorang muslim. Kitab ini berisi Hadits-hadits seputar akhlak seorang muslim untuk mengetahui tata cara makan, minum, bergaul dengan orang lain, memperlakukan orang tua, dan lain-lain. 1. Bab firman Allah dan kami berwasiat kepada manusia agar berbakti kepada kedua orang tua Dari Abi Amr Asyaibani berkata menceritai kami pemilik rumah ini dan ia berisyarah kepada rumah Abdullah ibn masud, ia berkata aku pernah bertanya kepada nabi saw apa amal yang lebi disukai Allah? beliau bersabda sholat pada waktunya. lalu aku berkata lalu apa? beliau menjwab berbakti kepada kedua orang tua. aku berkata lalu apa? beliau menjawab lalu jihad di jalan Allah. ibn masud berkata Nabi menceritahu hal-hal tersebut, dan jika aku meminta tambah niscara beliau menambahiku. Dari Abdullah ibn Umar, ia berkata ridlo Allah tergantung ridlo orang tua, murka allah tergantung murka orang tua. 2. Bab berbakti kepada ibu Dari Bahz ibn Hakim dari ayahnya dari kakeknya, aku bertanya wahai Rasulullah, siapa yang lebih aku baiki? Beliau bersabda ibumu. Aku berkata siapa yang lebih aku baiki? Beliau bersabda ibumu? Siapa yang lebih aku baiki? beliau bersabdaibumu. aku berkata siapa yang lebih aku baiki? Beliau bersabda ayahmu, lalu yang lebih dekat. Dari Ibn Abbas, bahwa pernah datang seorang lalu berkata saya melamar seorang wanita, tapi dia tidak mau menikah denganku, lalu ada orang lain melamarnya dan ia mau untuk dinikahinya, maka aku cemburu kepadanya, lalu aku membunuhnya, apakah saya dapat bertobat. Beliau bersabda apakah ibumu masih hidup? ia menjawab tidak. beliau bersabda bertaubatlah kepada Allah , dan mendekatkanlah diri kepada allah semampumi. atho’ berkata lalu aku bertanya Ibn Abbas Kenapa enkau bertanya kepda rasulullah tentang kehidupan ibunya? Beliau menjwab kareaa aku tidak mengetahui suatu amal yang lebih mendekatkan diri kepada Allah dari pada berbakti kepada ibu. 3. Bab Berbakti kepada Ayah Dari Abi Hurairah beliau bekata ada yang mengatakan wahai Rasulullah siapa yang lebih aku baiki? Beliau berkata Ibumu. orang itu berkata lalu siapa? Beliau menjawab Ibumu. Lalu ia berkata lalu siapa? Beliau menjawab Ibumu. ia berkata lalu siapa? beliau menjawab ayahmu. 4. Bab berbicara lembut kepada kedua orang tua Dari Thoilasah ibn Mayyas ia berkata saya penah besama orang-orang najdi, lalu aku melakukan dosa yang aku tidak melihatnya kecuali termasuk dosa besar, maka aku ungkapkan hal tersebut kepada ibn umar. beliau berkata apa itu? Aku berkata begini dan begitu. Beliau berkata hal tersebut bukan temasuk dosa besar. dosa besar itu tujuh Menyekutukan Allah, membunuh manusia, melarikan diri dari barisan perang, menuduh orang berbuat zina, memakan harta riba, memakan harta anak yatim, berbuat dosa dalam Masjid, orang yang menghina, tangisan orang tuan karena durhaka anak. Ibn Umar berkata kepada saya Apakah kau takut neraka dan suka masuk sorga? aku berkata ya demi Allah. beliau berkata apakah kedua orang tuamu masih hidup? Aku berkata aku memiliki ibu. beliau berkata Demi Allah andai kau berbicara lembut kepadanya, dan kau beri makan dia, niscaya kau akan masuk surga, selama engkau menjahui dosa bosar. Dari Urwah beliau berkata dan rendahkan sayap kehinaan kepada kedua orang tua karena kasih sayang. beliau berkata jangan melarang sesuatu yang ia sukai. 5. Bab membalas kedua orang tua Dari Abu Hurairah, dari Nabi Muhammad saw. beliau bersabda sesorang anak tidak dapat membalas orang tuanya, keucuali ia mendapatinya sebagia budak, lalu ia buli, lalu ia merdekakan. Dari Abu Burdah, bahsa beliau pernah melihat ibn umar dan seorang yaman tawab di ka’bah dengan membawa ibunya di punngungnya, ia berkata Saya ibarat kudanya yang nurut, jika kendaliyang di kagetkan saya tidak kaget. Lalu ia berkata wahai ibn umar, apakah aku sudah membalas ibuku. ibn umar berkata tidak, dan tidak dengan satu nafas melahirkan. lalu ibn umar tawaf, lalu mendatangi makam, lalu sholat dua rakaan, lalu berkata wahai Ibn Abi Musa sesungguhnya setiap dua rakaan itu melebur dosa yang di depannya Dari Abdullah ibn Amr, ia berkata datang seorang laki-laki kepada nabi saw. berbaiat kepada rasulullah untuk hijrah, dan meninggalkan kedua orang tuanya menangis. beliau bersabda kembalilah kepada mereka, dan bahagiakan mereka seperti kamu membuat menangis mereka. Daru Abi murrah budak ummi hani’ putri abi tholib, bahwa ia pernah naik bersama abi hurairah ke tanahnya di aqiq, ketika ia masuk tanahnya ia menjerit dengan sekeras suaranya assalamu alaiki wa rohmatullah wa barokatuh wahai ibuku. ibunya berkata alaika ssalam wa rohmatullah wa barokatuh. ia berkata semoga Allah merahmatimu seperti engkau mendidikku waktu kecil. ibunya berkata wahai anakku, juga engkau, semoga allah membalasmu kebaikan dan meridloimu, seperti berbaktimu kepada saat tua. abu musa berkata nama abu hurairah adalah abdullah ibn amr. 6. Bab duhaka kepada kedua orang tua Dari Abi Bakrah ia berkata ia rasulullah saw bersabda apakah engkau mau aku beri tahu tentang dosa yang paling besar. tiga kali. sahabat berkata ya wahai Rasulullah. beliau bersabda menyekutukan Allah, berani kepada kedua orang tua, dan beliau duduk, sebelumnya bersandar- ingat dan ucapan bohong. dan nabi terus mengulang-ngulangi sampai aku berkata andaikan beliau diam. 7. Bab Allah melaknati orang yang melaknati kedua orang tua Dari Abu Thufail, ia berkata Ali pernah ditanya apakah nabi menghususkan engkau seuatu yang tidak dihusukan kepada seluruh manusia. Ali berkata Rasulullah saw tidak menhusukan kami sesuatu apapun kecuali yang beradi di tempat pedang saya, lalu beliau mengeluarkan lembiran, dan ternyata disitu tertulis semoga Allah melaknati orang yang menyembelih untuk selain Allah, semoga Allah melaknati orang yang mencuri menara bumi, semoga Allah melaknati orang yang melaknati kedua orang tuanya, semoga Allah melaknati orang yang memberi tempat orang yang merusak. 8. Bab berbakti kepada kedua orang tua selama bukan maksiat Dari Abi Darda’ beliau berkata Rasulullah saw mewasiatiku sembilan perkara jangan engkau sekutukan Allah dengan sesuatu apapun, walaupun engkau di potong atau di bakar, dan jangan engkau tinggalkan Sholat Fardlu dengan sengaja, barang siapa meniggalkan sholat fardlu dengan sengaja maka ia lepas janji, dan jangan engkau meminum arak, karena arak pintu segala kejelekan, dan berbaktilah kepada kedua orang tuamu, jika keduanya menyuruhmu untuk keluar dari duniamu maka keluarlah untuknya, dan jangan melawan pengusa, walaupun engkau melihat dirimu benar, dan jangan lari dari peperangan, walaupun enkau mati dan teman-temanmu lari, dan nafkahkan hasilmu kepada keluargamu, dan jangan angkat tongkatmu dari keluargamu, dan ringankan mereka karena Allah. Dari Abdullah ibn umar, beliau berkata datang seorang kepada nabi saw mengiginkan jihad, beliau bersabda apakah orang tuamu masih hidup. dia berkata ya. beliau bersabda maka berjihadlah di keduanya. 9. Bab orang yang mendapati kedua orang tuanya, tapi tidak masuk Surga Dari Abu Hurairah, dari nabi saw. hina, hina. hina. sahabat berkata siapa wahai rasulullah beliau bersabda orang yang mendapati kedua orang tuanya saat tua, lalu ia masuk neraka. Wallahu alam bish-shawab. *Pidatodalam bahasa inggris dan artinya tentang berbakti kepada orang tua (devotion to parents) menganjurkan kita sebagai anak untuk berbakti kepada bapak dan ibu yang telah melahirkan, merawat dan mendidik kita tanpa rasa kenal lelah dan tanpa bayaran. Pidato dalam bahasa inggris dan artinya ini juga menjelaskan bahwa berbuat baik kepada orang tua juga merupakan kewajiban seorang anak بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِDari Al Mughirah bin Syu’bah dari Nabi Shallallahu alaihi wasallam beliau bersabdaإِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَيْكُمْ عُقُوْقَ الأُمَّهَاتِ، وَوَأْدَ اَلْبَنَاتِ، وَمَنْعًا وَهَاتِ، وَكَرِهَ لَكُمْ قِيْلَ وَقَالَ، وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ، وَإِضَاعَةَ الْمَالِ.” مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.“Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kalian durhaka kepada kedua orang tua, tidak suka memberi namun suka meminta-minta dan mengubur anak perempuan hidup-hidup. Dan membenci atas kalian tiga perkara, yaitu; suka desas-desus mengatakan katanya dan katanya banyak menukil perkataan manusia, banyak bertanya meminta dan menyia-nyiakan harta“. Muttafaqun alaih.Sebaik – baik pertunjuk adalah petunjuk Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Dalam hadist ini ada beberapa perintah dan laranganSesungguhnya Allah Subhanahu wata’ala mengharamkan atas kalian yaitu durhaka kepada Al Ummahat, Al Ummahat adalah jamak dari Al Umm atau ibu yang melahirkan kita, merupakan dosa besar dimana seorang anak durhaka kepada ibu walaupun didalamnya juga termasuk larangan durhaka kepada ayah, dalam hadist diatas dikhususkan atau disebutkan Al-Umm karena durhaka yang paling banyak terjadi adalah durhaka kepada ibu karena seorang ibu lemah dibanding dengan seorang ayah, dalam hadist yang lainعَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوْكَDari Abu Hurairah Radhiyallaahu anhu, beliau berkata”Seseorang datang kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam dan berkata”Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?”, Nabi Shallallahu alaihi wasallam menjawab”Ibumu!”, dan orang tersebut kembali bertanya”Kemudian siapa lagi?”, Nabi Shallallahu alaihi wasallam menjawab”Ibumu!”, orang tersebut bertanya kembali”Kemudian siapa lagi?”, Beliau menjawab”Ibumu”, orang tersebut bertanya kembali”Kemudian siapa lagi”, Nabi Shallallahu alaihi wasallam menjawab”Kemudian ayahmu”. HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548.Mengapa disebutkan ibu berkali kali oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam karena pengorbanan ibu sangat banyak walaupun ayah menjadi sebab keberadaan kita didunia ini dia yang letih mencari nafkah tetapi dibandingkan dengan pengorbanan ibu yang mengandung kita selama 9 bulan dalam kondisi dan keadaan yang payah, Lemah dan bertambah lemah sebagaimana yang Allah Subhanahu wata’ala sebutkan didalam Al-Qur’anوَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ“Dan Kami perintahkan kepada manusia berbuat baik kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu”. QS. luqman 14.Ibu ketika mengandung ia makan tidka lagi terasa enak apalagi jika ngidam, muntah- muntah kemudian perut semakin membesar karena kita semakin besar dalam perut ibu kemudian pada saat ia melahirkan kita ia mempertaruhkan nyawanya dan tidak ada rasa sakit yang lebih sakit dibandingkan seorang ibu yang melahirkan anaknya, suatu ketika seorang lelaki pernah menggendong ibunya sambil tawaf mengelilingi Ka’bah dalam pelaksanaan umrah setelah ia melaksanakan tawaf ia datang kepada Umar Radhiyallahu anhu dan berkata”Saya sudah seperti kendaraan yang hina dinaiki oleh ibuku untuk menunaikan umrah apakah engkau melihatnya wahai Ibnu Umar sudah membalas jasa – jasanya”, Umar berkata”Sekali – sekali tidak, walaupun dengan sekali teriakan atau tarikan ketika ia melahirkan engkau namun Allah akan membalas jasamu yang sedikit ini dengan pahala yang berlipat ganda disisinya“, jadi apapun yang kita berikan kepada ibu atau kepada kedua orang tua kita sama sekali tidak bisa membalas jasa – jasa keduanya bahkan kita dan harta kita adalah milik kedua orang tua kita, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabdaأَنْتَ وَمَالُكَ لِوَالِدِكَ إِنَّ أَوْلاَدَكُمْ مِنْ أَطْيَبِ كَسْبِكُمْ فَكُلُوا مِنْ كَسْبِ أَوْلاَدِكُمْ“Engkau dan hartamu milik orang tuamu. Sesungguhnya anak-anakmu adalah sebaik-baik hasil usahamu. Makanlah dari hasil usaha anak-anakmu”. HR. Abu Daud, no. 3530; Ahmad, 2 214. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth menyatakan bahwa hadits ini shahih lighairihi, sanad haditsnya hasan.Jadi Rasulullah mengharamkan durhaka kepada para ibu, durhaka kepada kedua orang tua bahkan ia termasuk diantara dosa yang dipercepat hukumannya didunia sebelum diakhirat. Rasulullah bersabdaبَابَانِ مُعَجَّلاَنِ عُقُو بَتُهُمَا فِى الدُّنْيَا الْبَغْىُ وَ الْعُقُوقُ“Dua perbuatan dosa yang Allah cepatkan adzabnya siksanya di dunia yaitu berbuat zhalim dan al’uquq durhaka kepdada orang tua”. HR. Hakim 4/177 dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu.Jadi barangsiapa yang durhaka kepada ayahnya terutama kepada ibunya maka sebelum diakhirat Allah Subhanahu wata’ala akan mempercepat hukumannya didunia, olehnya jika kita membaca sejarah para Salaf Rahimahullah bagaimana bakti kepada orang tua mereka terutama kepada ibu mereka adalah sesuatu yang menakjubkan seperti Ibnu Sirin Rahimahullah jika berhadapan dengan ibunya seperti orang yang sakit suaranya tidak bisa keluar karena ia takut mengangkat suara diatas suara ibunya bahkan jika ia makan bersama dengan ibunya ia berhati – hati jangan sampai makanan yang hendak diambil oleh ibunya didahului oleh tangannya ia khwatair jangan sampai itu bagian dari diantara ulama yang tidak mau naik dilantai dua jika ibunya berada dilantai satu ini menunjukkan kepada kita keutamaan untuk berbakti kepada kedua orang tua. Dalam hadist selanjutnya pada hadist yang ke 20, Dari Abdullah bin ’Amru Radhiallahu anhuma, ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabdaرِضَى الرَّبِّ فِي رِضَى الوَالِدِ، وَسَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ“Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung pada murka orang tua” HR. At-Tirmidzi 1899, HR. Al-Hakim 7249, ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabiir 14368, al-Bazzar 2394.Terutama jika ayah dan ibu kita sudah tua renta, pikun jangan sama sekali menjadi beban bagi kita untuk merawatnya dirumah bahkan disitulah keberkahan hidup kita Allah Subhanahu wata’ala berfirman didalam Al-Qur’anوَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا“Dan Rabb-mu telah memerintahkan agar kamu jangan beribadah melainkan hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah”Ya Rabb-ku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil”. QS. Al-Israa’ 23-24.Dalam ayat diatas Allah memerintahkan untuk mentauhidkannya sebagai perintah yang pertama yang Allah perintahkan kepada kita di dalam Al-Qur’an setelahnya Allah menyebut kewajiban berbakti kepada kedua orang tua, Allah menyandingkan perintah untuk beribadah kepadanya dengan perintah untuk berbakti kepada kedua orang tua, olehnya jangan pernah mengusir orang tua, menitipnya dipanti jompo, jangan mengangkat suara dan jangan memperlihatkan pandangan yang tajam kepada keduanya berikan nasehat yang baik tanpa menghardik dan membentak bahkan ulama kita mengatakan“Jangan mengibaskan pakaian kita didepan keduanya”, kadang ketika kita dari masjid membuka sarung kemudian dikibaskan dihadapan keduanya. Senantiasalah tawadhu kepadanya jangan karena kita membiayai keduanya, merawat keduanya kemudian merasa paling berjasa sehingga berbuat semena – mena. Mari senantiasa mendoakan kedua orang tua kita, baca doa ini dalam setiap sujud dan dalam setiap doa kita kepada Allahاَللّٰهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَاكَمَارَبَّيَانِيْ صَغِيْرَاAlloohummaghfirlii waliwaalidayya warham humma kamaa rabbayaa nii shaghiiraa“Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku Ibu dan Bapakku, sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku diwaktu kecil”.Barangsiapa yang menginginkan keberkahan dalam hidupnya maka carilah keberkahan itu lewat kedua orang tuanya, dan jika ada ujian bagi kita dengan ditakdirkan kedua orang tua yang fasik, fajir, tidak mengerjakan perintah Allah atau bahkan ia sampai kufur kepada Allah, itu tidak menjatuhkan untuk berbuat baik kepada mereka serta kewajiban kita adalah terus menasehati mereka bagaimana ia menjadi baik, Allah berfirmanوَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلَى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. QS. Lukman 15.Misalkan ada orang tua yang memerintahkan anaknya untuk tidak sholat , ketika anaknya pergi sholat ia berkata”Jangan pergi ke masjid”, maka ini tidak ditaati, Allah berfirmanلاَ طَاعَةَ لِمَخْلُوْقٍ فِيْ مَعْصِيَةِ الْخَالِقِ إِنَّمَا الطَّاعَةَ فِي الْمَعْرُوْفِ“Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Allah, sesungguhnya ketaatan itu dalam kebaikan”. HR. Al-Bukhari dan Muslim dari shahabat Ali bin Abi Thalib Radhiallahu anhu.Begitupula dengan wanita yang berkata”Saya mau menggunakan hijab, menutup aurat”, kemudian ibunya mengatakan”Jangan pakai jilbab, jangan pakai hijab“, dalam kondisi seperti ini haram untuk ditaati karena ini pelanggaran syariat tetapi orang tua tetap dipergauli dengan baik, jangan diputus hubungan silaturrahim kepada keduanya, misalnya seorang anak menjauhi orang tuanya dan tidak mau lagi bersilaturrahim dengan keduanya lantaran ia dilarang ikut pengajian atau dilarang ke masjid. Ketika Asma bintu Abu Bakar datang kepada Nabi Shallallahu alaihi wasallam meminta nasehat dengan berkata”Ya Rasulullah ibuku datang kepadaku dan ia butuh sesuatu apakah boleh saya menyambung silaturrahim dengan ibuku”, ibunya pada waktu itu non muslim, Rasulullah bersabda”Ya sambung silaturrahim dengan ibumu”, walaupun kita telah sebutkan durhaka kepada ibu maka juga berlaku terhadap durhaka kepada Imam Malik di datangi oleh seorang lelaki kemudian lelaki ini meminta pandangan dari Imam Malik dimana ayah dan ibunya sudah bercerai, orang ini berkata”Ayahku meminta aku untuk mendatanginya di Afrika tetapi ibuku melarangku untuk datang kepadanya”, Imam Malik berkata”Taatlah kepada bapakmu tetapi jangan durhaka kepada ibumu”, maksudnya adalah berusaha untuk mengambil sikap agar keduanya bisa ridho dan tidak ada yang marah kepadamu, misalkan dengan cara mengirim surat kepada bapak minta udzur atau minta maaf agar bisa ridho sambil mencari waktu yang lain atau sebaliknya minta izin kepada ibu bagaimana cara ia tidak merasa sakit hati dan seterusnya. Jadi walaupun kedua orang tua bercerai wajib bagi kita untuk berbakti kepada yang banyak terjadi dimana kita bisa melihat ada seorang lelaki memutuskan hubungan silaturrahim dengan orang tuanya disebabkan karena istrinya begitupula sebaliknya seorang istri memutuskan hubungan silaturrahim dengan orang tuanya disebakan karena suaminya, olehnya jangan sama sekali melakukan hal tersebut karena sebaik – baik istri adalah yang membantu suaminya untuk taat kepada orang tuanya dan sebaik – baik suami adalah yang membantu istrinya untuk taat kepada kedua orang tuanya. Al 'uquuq (durhaka) adalah lawan kata dari al- birr (berbuat baik). Ibnu al- Manzhur berkata: mendurhakai bapak artinya keluar dari ketaatan kepadanya, mendurhakai orang tua berarti memutuskan hubungan dengan mereka dan tidak menjalin kasih sayang kepada mereka" [Lisanul Arab10/256] Ia juga berkata: "dan di dalam hadits, Nabi Shallallahu BERHATI-HATILAH DURHAKA KEPADA GURU============================== Berkata Al-Habib Muhammad bin 'alwi almaliki أغضب من الطالب الذي لا يحترم أستاذه ولو كان الأستاذ صاحبه "Aku marah terhadap pelajar yg tidak menghormati gurunya,meskipun sang ustadz adalah temannya." Berkata imam nawawi ينبغى للمتعلم أن يتواضع لمعلمه ويتأدب معه "Seyogyanya bagi seorang murid harus merendahkan diri kepada gurunya dan beradab kepadanya وإن كان أصغر منه سنا واقل شهرة ونسبا وصلاحا لتواضعه يدرك العلم Meskipun sang guru lebih muda,tidak populer dan lebih rendah nasab serta kesholehannya dari sang murid,karena ilmu bisa di peroleh dengan kerendahan diri dari seorang murid." Beliau juga berkata عقوق الوالدين تمحوه التوبة وعقوق الأستاذين لا يمحوه شيء البتة "Dosa durhaka kepada kedua orang tua bisa di hapus dengan taubat sedangkan dosa durhaka kepada guru tidak bisa di hapus oleh sesuatu apapun." Alhabib 'abdulloh bin 'alwi alhaddad berkata وأضر شيء على المريد تغير قلب الشيخ عليه "Paling berbahayanya bagi seorang muridorang yg ingin sampai kepada keridoan alloh,baik kalangan pelajar atau bukanadalah berubahnya hati dari seorang guru kepadanya ولو اجتمع على إصلاحه بعد ذلك مشايخ المشرق والمغرب لم يستطيعوه إلا أن يرضى عنه شيخه Jikalau semua guru dari timur dan barat berkumpul untuk memperbaiki keadaan si murid,maka mereka tidak akan mampu kecuali gurunya telah rido kembali kepadanya." Perkataan-perkataan diatas sebagai nasihat bagi kita sebagai murid,namun jika kita sebagai guru,maka janganlah kita mengaharap untuk di hormati. Semoga kita bisa berbakti kepada guru-guru kita dan mendapatkan ilmu yg bermanfaat serta mendapat berkah dari mereka. Silahkan like dan share,semoga bermanfaat!!! اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم والله اعلم بالصواب━━━━━━━⊰✿🌹✿⊱•━━━━━━━ ADA SUATU KISAH, PENTING UNTUK DIBACA Ada seorang Ulama Besar panggilan ceramah kemana-mana, jama'ahnyapun berada dimana-mana, santrinya juga banyak, tidak ada orang yang melihatnya kecuali dengan mata tertunduk, wibawanya luar biasa, namanya begitu masyhur dimana-mana namun ia tidak hormat dan meremehkan gurunya yang ngajarin alif2an iqro ketika Gurunya menyapa pun tidak diperdulikan begitupun ketika didepan orang banyak tidak ada rasa hormat santun kepada Gurunya itu, sering diacara Gurunya ketika di undang tidak pernah datang atau hadir, karena sikap muridnya seperti itu Gurunya pun merasa sakit hati dan dikemudian hari muridnya yang menjadi Ulama besar itu jatuh sakit, berobat kemana-mana tidak ada dokter yg bisa mengobati, para Ahli Hikmah juga ada yang sanggup mengobatinya, lama sudah sakitnya sampai buang air pun ditempat pembaringan, mulut sudah tidak bisa bicara, matapun selalu terpejam, keluwargapun sudah bingung mesti kemana ia berobat pada akhirnya ketemulah dengan seorang Ahli Hikmah yang Kassyaf yang pandangan matanya bisa menembus kehati, dan Ahli Hikmah ini menyuruh keluwarganya untuk mengumpulkan semua Guru-Gurunya baik yang didalam Negeri atau yang ada diluar Negeri, para Guru-Guru yang masih hidup semua hadir tapi kata Ahli Hikmah yang Kassyaf masih ada satu lagi yang belum hadir, keluwargapun menjadi kebingungan karena mungkin selama ini ia tidak pernah cerita, akhirnya ada seorang teman ngajinya ketika alif2an Iqro memberanikan diri untuk angkat bicara, dan ia memberi tahu bahwa yang sakit ini mempunyai Guru Alif2an yang pada saat itu tidak hadir dan sang Guru pun dipanggil ketika sang Guru Alif2an ini datang, mata yang tadinya selalu terpejam mulut yang tidak bisa bicara tiba-tiba terbuka perlahan mulutpun dengan suara yang parau dan tangisan yang tersedu-sedu dan cucuran air mata ia berbicara dan minta maaf atas sikap angkuh dan sombongnya selama ini, sang Guru pun merasa terharu dan menangis sambil memeluk muridnya, setelah sang Guru memaafkan muridnya ini, sang muridpun akhirnnya meninggal dunia dengan tenang. Melihat dari kisah ini alangkah benarnya apa yang dikatakan dlm KITAB TA'LIM MUTA'ALLIM bahwa Guru Ngaji lebih tinggi derajatnya dibanding orang tua kandung, karena orang tua hanya membesarkan badan sedangkan Guru Ngaji adalah yang membimbing RUH yang sifatnya Abadi yang menuju kebahagiaan Abadi OJO NGERASANI GURUMU SENAJAN GURUMU NDUWE KHILAF. dan PAKSALAH DIRIMU BERSIKAP & BERAKHLAK SEBAIK MUNGKIN PADA GURUMU, MESKIPUN ITU BERAT. Seandainya seluruh wali dari timur dan barat ingin memperbaiki keadaan seorang murid yang tak menjaga akhlak pada gurunya, niscaya tidak akan mampu kecuali gurunya telah ridha kembali A. KH. ABDUL KARIM MENERIMA GURUNYA; MBAH KHOLIL APA ADANYA SERTA TUNDUK PATUH TAK BERANI SUUDHON Syaikhina KH. Abdul Karim, Pendiri Pondok Pesantren Lirboyo. Semasa beliau mengaji kepada Syaikhina Kholil Bangkalan, beliau adalah murid yang sangat ta’dhim dan khidmah kepada gurunya. Alkisah, suatu hari Mbah Abdul Karim muda bekerja memanen padi di sawah milik warga kampung sekitar Pesantren. Dari sana beliau mendapatkan upah berupa beberapa ikat padi yang bakal digunakannya untuk biaya hidup di Pesantren. Namun, sesampai di kediaman sang guru Mbah Kholil, justru Mbah Kholil meminta padi muridnya itu untuk diberikan kepada ayam-ayam Mbah Kholil. Karena ini dawuh sang guru, KH. Abdul Karim langsung menyerahkan padinya. Ia didawuhi Mbah Kholil untuk selama mondok cukup memakan daun pace mengkudu. Demikianlah kisah mondoknya Mbah Abdul Karim, sehingga akhirnya beliau diijinkan sang guru untuk boyong, karena semua ilmu Mbah Kholil telah diwariskan kepadanya. Sesampai di kampung halaman, Mbah Abdul Karim mulai merintis Majelis Ta’lim, hingga akhirnya berdirilah Pondok Pesantren Lirboyo. Mbah Abdul Karim mengajarkan ilmu yang ia timba dari kedalaman samudera ilmu Mbah Kholil. B. PASRAH BONGKOKAN PADA AJARANYA GURU Satu hal yang unik, setiap membacakan mengajar kitab di depan para santri, ketika beliau bertemu dengan ruju’ tempat kembalinya maksud dari sebuah kata, beliau tidak pernah menyebutkan ruju’nya secara gamblang. Beliau menyebutkan dengan iku mau’, atau mengkono mau’ yang tadi atau “sebagaimana tadi”. Tentu ini membingungkan bagi para santri baru. Hingga pernah suatu ketika pada saat pengajian bulan Ramadlan, atau dikenal dengan istilah posonan’, seorang santri dari luar daerah mengikuti pengajian Mbah Abdul Karim. Karena setiap mengajar kitab, Mbah Abdul Karim jarang menjelaskan ruju’annya, santri baru ini nggerundel’; “Ini bagaimana, katanya seorang kyai alim, kok setiap ada ruju’an tidak pernah dijelaskan?”, gumamnya dalam hati. Dengan izin Allah, Mbah Abdul Karim perso’ mengetahui perihal keluhan sang santri ini. Di tengah suasana mengaji, Mbah Abdul Karim dhawuh; “Laa ya’rifu al dlomir illa al dlomir, fa man lam ya’rif al dlomir fa laisa lahu al dlomir” tidak akan pernah mengetahui makna dlomir kecuali hati dlomir, maka apabila seseorang tidak mengetahui dhomir, itu artinya dia tidak punya hati. Lalu beliau menjelaskan kepada para santri, bahwa demikianlah dengan tidak menjelaskan ruju’nya dlomir pengajian yang diajarkan oleh gurunya, Mbah Kholil. Sehingga ketika mengajar kepada santrinya, Mbah Abdul Karim tidak berani mengubah apa yang diajarkan sang guru kepadanya. C. OPENONO AKHLAKMU MARANG GURUMU Kesuksesan murid peserta didik dalam memperoleh ilmu yang bermanfaat, tidak hanya ditentukan oleh lembaga pendidikan, metode mengajar guru, atau sarana prasarana fisik dalam belajar, tapi yang paling dominan justru ditentukan oleh akhlak murid peserta didik kpd guru pendidik. Al Imam an Nawawi ketika hendak belajar kepada gurunya, beliau selalu bersedekah di perjalanan dan berdoa, " Ya Allah, tutuplah dariku dari kekurangan guruku, hingga mataku tidak melihat kekurangannya dan tidak seorangpun yg menyampaikan kekurangan guruku kepadaku ". Lawaqih al Anwaar al Qudsiyyah 155 Al Imam an Nawawi juga pernah mengatakan dalam kitab At Tahdzibnya عقوق الوالدين تمحوه التوبة وعقوق الاستاذين لا يمحوه شيء البتة " Durhaka kepada orang tua dosanya bisa hapus oleh taubat, tapi durhaka kepada ustadzmu tidak ada satupun yg dapat menghapusnya ". Al Habib Abdullah al Haddad mengatakan " "Paling bahayanya bagi seorang murid, adalah berubahnya hati gurunya kepadanya. Seandainya seluruh wali dari timur dan barat ingin memperbaiki keadaan si murid itu, niscaya tidak akan mampu kecuali gurunya telah ridha kembali ". Adaab Suluk al Murid 54 D. OJO KAKEHAN TAKON, LAN OJO GAMPANG NJALUK IJAZAHAN ATAUPUN AMALAN Al Habib Abdullah al Haddad juga berkata, " Tidak sepatutnya bagi penuntut ilmu mengatakan pada gurunya, " perintahkan aku ini, berikan aku ini !", karena itu sama saja menuntut untuk dirinya. Tapi sebaiknya dia seperti mayat di hadapan orang yg memandikannya ". Ghoyah al Qashd wa al Murad 2/177 Dikisahkan, bahwa seorang murid sedang menyapu madrasah gurunya, tiba2 Nabi Khidir mendatanginya. Murid itu tidak sedikitpun menoleh dan mengajak bicara nabi Khidhir. Maka nabi Khidhir berkata, " Tidakkah kau mengenalku ?. Murid itu menjawab, " ya aku mengenalmu, engkau adalah Abul Abbas al Khidhir ". Nabi Khidhir, " kenapa kamu tidak meminta sesuatu dariku ?". Murid itu menjawab, " Guruku sudah cukup bagiku, tidak tersisa satupun hajat kepadamu ". Kalam al Habib Idrus al Habsyi 78 Para ulama ahli hikmah mengatakan, " Barangsiapa yang mengatakan " kenapa ?" Kepada gurunya, maka dia tidak akan bahagia selamanya ". Al Fataawa al Hadiitsiyyah 56 Al Imam Ali bin Hasan al Aththas mengatakan ان المحصول من العلم والفتح والنور اعني الكشف للحجب، على قدر الادب مع الشيخ وعلى قدر ما يكون كبر مقداره عندك يكون لك ذالك المقدار عند الله من غير شك " Memperoleh ilmu, futuh dan cahaya maksudnya terbukanya hijab2 batinnya, adalah sesuai kadar adabmu bersama gurumu. Kadar besarnya gurumu di hatimu, maka demikian pula kadar besarnya dirimu di sisi Allah tanpa ragu ".al Manhaj as Sawiy 217 Para ulama ahli haqiqat mengatakan,"mayoritas ilmu itu diperoleh sebab kuatnya hubungan baik antara murid dengan gurunya". E. GURU IKU TERMASUK WONG TUWO ING DUNYO LAN AKHIROT, MERGO GURUMU NAFAQOHI RUH-MU DENGAN ILMU AGAMA. Didunia kita harus tunduk dan patuh, dan di akhiratpun status mereka tetap sebagai guru kita yang akan menuntun kita pada guru-guru seatasnya hingga Nabiyyullôh Muhammad saw. untuk mendapati pengakuan sebagai ummatnya hingga bisa memperoleh syafaatnya. F. DI ALAM KUBURPUN KITA BISA REUNI BERTEMU GURU KITA Hal ini sangat jelas diterangkan dalam beberapa kitab ulama' bahwa Dalam kitab Musnad Imam Ahmad ada hadits shohih yang bersumber dari Anas bin Malik rodliyallôhu anhu إن أعمالكم تعرض على أقاربكم وعشائركم من الأموات، فإن كان خيراً استبشروا به، وإن كان غير ذلك قالوا اللهم لا تمتهم حتى تهديهم كما هديتنا “Sesungguhnya amal perbuatan kalian yang masih hidup didunia ini di tampilkan kepada kerabat kerabat dan keluarga kalian yang telah mati. Jika amal perbuatan kalian itu BAGUS, maka mereka turut senang dan bahagia, dan jika BURUK, mereka berkata/berdoa ”Ya Allah ya Tuhanku, jangan Engkau cabut nyawa mereka sehingga Engkau memberikan Hidayah kepada mereka seperti halnya kepada kami”. Beberapa kalangan ulama' yang diantaranya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rohimahullah pernah di tanya tentang yang hidup menziarahi yang mati ziarah kubur itu apakah yang mati didalam kubur mengetahuinya? Dan apakah yang mati mengetahui jika ada kerabatnya atau yang lain ada yang mati? Beliau menjawab الحمد لله، نعم قد جاءت الآثار بتلاقيهم وتساؤلهم وعرض أعمال الأحياء على الأموات، كما روى ابن المبارك عن أبي أيوب الأنصاري قال إذا قبضت نفس المؤمن تلقاها الرحمة من عباد الله، كما يتلقون البشير في الدنيا، فيقبلون عليه ويسألونه فيقول بعضهم لبعض أنظروا أخاكم يستريح، فإنه كان في كرب شديد، قال فيقبلون عليه ويسألونه ما فعل فلان وما فعلت فلانة، هل تزوجت Segala Puji bagi Allah, ya benar. Telah ada sebuah Atsar yang menjelaskan tentang perjumpaan mereka dan percakapan mereka yang baru mati dgn kerabatnya yang sudah lama mati dan juga ditampilkan amal perbuatan yang hidup kepada yang telah mati seperti yang telah diriwayatkan oleh Imam Ibnu Mubarok dari Abu Ayub Al Al Anshori. Beliau menuturkan Jika seorang mukmin meninggal dunia, maka mereka hamba hamba Allôh yang beriman mendapati rahmat Allôh, yaitu mereka saling bertemu satu sama lain di alam ruh. seperti halnya manusia di dunia. Mereka saling menyambut dan bertanya satu sama lain. Sebagian dari mereka berkata kepada sebagian yang lain”Lihatlah saudara kalian itu… dia sekarang bisa beristirahat dari kesedihan yang sangat dari kebisingan dunia. Mereka yang lama mati menyambutnya yang baru mati dan mereka bertanya kepada yang baru mati mereka bercakap-cakap dengan obrolan “apa yang dikerjakan si A sekarang didunia? mereka babercakap-cakap dengan kalimat “bagaimana kabar si wanita itu? apakah dia sudah menikah? Wa ghoiru dzalik... Maka, jagalah akhlakmu pada guru, sebab kau akan tetap bertemu gurumu baik di Dunia, di alam kubur, dan juga di akhirat hingga bisa berkumpul bersama-sama di surga. Wallahu a'lam bish showab Semoga menambah wawasan kita, dan kita bisa mengamalkannya... Aamiin Yaa Robb 🤲🏻🤲🏻... Title DURHAKA KEPADA GURU Description BERHATI-HATILAH DURHAKA KEPADA GURU ============================== Berkata Al-Habib Muhammad bin 'alwi almaliki أغضب من الطالب الذي ل... Rating 5
10Hadis Pendidikan Anak - Anak mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya. guru dan orang dewasa yang dekat dengan anak-anak untuk memberikan contoh yang benar. Dia berkata, 'menyekutukan Allah, durhaka kepada orang tua - lalu dia duduk, berbaring - dan pernyataan yang salah.' Dia terus mengulanginya sampai saya berkata
Ilustrasi Hadits Menghormati Guru. Foto SAW memerintahkan umatnya untuk senantiasa memuliakan dan menghormati guru. Sebab, guru adalah orang yang memiliki peran penting dalam mendidik seseorang untuk mencapai menghormati guru, seseorang tidak hanya mendapatkan ilmu yang melimpah, tapi juga keberkahan luar biasa. Dikutip dari buku Hadits-Hadits Tarbawi karangan M. Ainur Rasyid, hormat kepada guru merupakan wujud dari sikap tawadhu yang sangat dianjurkan dalam tawadhu ditandai dengan menunjukkan sopan santun, adab, dan kerendahan hati terhadap guru. Keberkahan ilmu tidak akan didapatkan melalui sikap congkak, sombong, iri, dengki, dan sikap buruk lainnya. Karena pada hakikatnya, keberkahan ilmu akan didapat dengan kerendahan hati dan selalu menghormati sang pemberi ilmu guru.Ilustrasi Hadits Menghormati Guru. Foto Menghormati GuruMenghormati guru menjadi kunci utama bagi keberkahan ilmu yang didapatkan seorang Muslim. Berikut hadits menghormati guru yang dituliskan dari buku Antologi Hadits Tarbawi Pesan-Pesan Nabi tentang Pendidikan dan buku Akidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII karangan Harjan Syuhada, Fida' rendah hati kepada guru“Pelajarilah ilmu dan ajarilah manusia dan rendahkanlah diri kepada guru dan berlaku lemah lembutlah terhadap murid-muridmu.” HR. ThabraniSeseorang yang tidak menghormati guru bukanlah golongan Rasulullah SAW“Tidak termasuk golongan kami; orang yang tidak menghormati yang lebih tua, tidak menyayangi yang lebih muda, dan tidak mengetahui hak seorang ulama.” HR. Ahmad yang dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al JamiIlustrasi Hadits Menghormati Guru. Foto Menghormati GuruSelain bersikap rendah hati, ada beberapa cara lain untuk menghormati guru yang diajarkan dalam agama Islam. Berikut cara menghormati guru yang diadaptasi dari buku Pendidikan Agama Islam Akidah Akhlak Untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII oleh Drs. H. Masan AF, nasihat yang diberikan oleh salam terlebih dahulu ketika bertemu seluruh perintahnya selama tidak melanggar ketentuan agama larangannya yang tidak bertentangan dengan agama diperkenankan mengada-ada pertanyaan yang akibatnya merugikan diri rendah diri dan senantiasa berbicara dengan guru untuk menempati tempatnya dalam majelis atau seluruh tugas dengan mengejek atau meremehkan guru.
YMouO.